Monday, December 20, 2010

.::: Ini Arah Pembangunan "Jabodetabek" Malaysia :::.

Menara Petronas
Malaysia telah meletakkan pembangunan Ibukotanya, Kuala Lumpur, beserta kota-kota di sekelilingnya dalam Program Transformasi Ekonomi sampai 2020. Jika di Indonesia dikenal istilah "Jabodetabek" sebagai akronim dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, maka Malaysia menyebutnya sebagai "Area Ekonomi Kunci Nasional Kuala Lumpur Besar/Lembah Klang" atau Greater Kuala Lumpur/Klang Valley NKEA.

Malaysia meletakkan pembangunan Kuala Lumpur dan sekitarnya ini dalam Bab 5 Program Transformasi Ekonomi yang diluncurkan akhir Oktober 2010. Di paragraf pertama, langsung disebutkan, "semua negara besar memiliki kota ikon yang juga menjadi pilar pertumbuhan ekonomi. Inggris memiliki London, Amerika Serikat punya New York, China punya Bejing dan Shanghai dan Jepang punya Tokyo."

"Di Malaysia, Kuala Lumpur telah lama menjadi pilar dan wajah negeri, mengendalikan ekonomi nasional dan memunculkan lambang kota seperti Menara Kembar. Itu harus terus berlangsung dan ditingkatkan."

"Jabodetabek" Malaysia ini terdiri dari 10 wilayah administrasi termasuk Ibukota Kuala Lumpur sendiri. Mereka adalah Kuala Lumpur, Putrajaya, Shah Alam, Petaling Jaya, Klang, Kajang, Subang Jaya, Selayang, Ampang Jaya dan Sepang.

Gabungan populasi 10 wilayah ini diperkirakan 6 juta jiwa, menghasilkan RM263 miliar untuk Pendapatan Domestik Bruto Malaysia. Artinya, 20 persen populasi Malaysia menyumbang 30 persen PDB. Jelas, "Jabodetabek" Malaysia ini adalah mesin ekonomi Malaysia.
Kuala Lumpur Besar/ Lembah Klang, Jabodetabek-nya Malaysia

Jika dihitung per kapita, kawasan Kuala Lumpur Besar/ Lembah Klang ini menghasilkan pendapatan tujuh kali lipat dari kawasan urban berikutnya, Johor Bahru. Dekade ke depan, populasi kawasan ini diharapkan tumbuh 5 persen, sehingga pendapatan domestik bruto juga tumbuh 10 persen setiap tahun.

Namun Kuala Lumpur Besar/Lembah Klang masih jauh dari menyaingi Singapura atau Beijing untuk soal kemampuan menarik perusahaan multinasional. Kuala Lumpur menjadi rumah bagi 1.600 perusahaan multinasional, sementara Beijing 4.000 perusahaan, dan Singapura 6.000 perusahaan.

Soal transportasi, Malaysia mengakui Kuala Lumpur Besar/Lembah Klang masih belum cukup. Inilah alasan Malaysia akan mengembangkan mass rapid transit dan kereta peluru melintasi kawasan ini selain monorail yang sudah beroperasi.

Meski begitu, Malaysia bertekad:
1. Menjadikan Kuala Lumpur Besar/ Lembah Klang sebagai magnet;

Target menarik 100 perusahaan paling dinamis di sektor prioritas untuk berbasis di sini dan menarik bakat-bakat luar dan dalam untuk bertemu. Dua target ini bukan hanya menjadi katalisator ekonomi, namun juga membuat peningkatan lapangan kerja yang bernilai tinggi.

2. Menjadikan Kuala Lumpur Besar/ Lembah Klang terkoneksi;

Terkoneksi ini mencakup internal dan eksternal. Melalui kereta peluru (high speed rail), KL/Lembah Klang akan terhubung dengan Singapura. Kemudian di internal, akan MRT akan menghindari fenomena leher botol.

3. Menjadikan Kuala Lumpur Besar/ Lembah Klang lebih menarik.

Pertama, Malaysia akan mengembangkan pusat kota Kuala Lumpur yang memiliki dua sungai dan waterfront sebagai pusat komersial dan belanja. Untuk itu, akan ada peremajaan sungai dan pembangunan kembali kawasan sekitarnya.

Kedua, meningkatkan kawasan terbuka hijau di Kuala Lumpur dari 12 meter persegi per kapita ke 16 meter persegi per kapita yang sesuai standar WHO. Peningkatan kawasan hijau akan meningkatkan kualitas hidup.

Ketiga, beberapa aset alami kawasan Kuala Lumpur Besar/Lembah Klang akan ditingkatkan jadi atraksi seperti Penjara Pudu dan stasiun kereta dalam kota.

source : vivanews.com
################################################### 
Thanks for Visit http://fakta-dan-unik.blogspot.com